Rabu, 24 April 2013
Minggu, 07 April 2013
KOROSI PADA LOGAM DAN PENCEGAHANNYA
1.
Pengertian
Korosi
Korosi
adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di
lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak
dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini
telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam
yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.
Korosi terjadi melalui
reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami
reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat pada besi
berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia Fe2O3·xH2O. Oksida
besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru
terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi berupa
Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam dari korosi selanjutnya.
Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika
dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet.
2.
Faktor-faktor yang mempercepat korosi
a) Air dan kelembaban udara
Dilihat dari reaksi terjadinya proses korosi, air merupakan
faktor penting dalam proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air
(lembap) akan mempercepat juga proses berlangsungnya korosi.
b) Elektrolit
b) Elektrolit
Asam atau garam (elektrolit) merupakan media yang baik untuk
melangsungkan transfer muatan, sehingga elektron lebih mudah untuk diikat oleh
oksigen di udara. Air laut dan air hujan merupakan penyebab korosi yang utama,
sebab air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung
garam.
c) Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub -
kutub muatan yang akhirnya berperan sebagai anode atau katode. Permukaan logam
yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi.
d) Terbentuknya sel elektrokimia
d) Terbentuknya sel elektrokimia
Korosi akan sangat cepat terjadi pada logam yang potensialnya
rendah. Bila dua logam yang berbeda potensial bersinggungan dan terjadi pada
lingkungan berair atau lembap maka akan dapat terjadi sel elektrokimia secara
langsung, sehingga logam yang potensialnya rendah akan segera melepas elektron
bila bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih tinggi dan akan mengalami
oksidasi oleh 02 dari udara.
3. Jenis-jenis korosi yaitu:
1. Korosi merata (general)
Merupakan
korosi yang terjadi pada suatu logam secara menyeluruh, sebagai contoh: korosi
yang terjadi pada tiang-tiang penyangga pada penambangan lepas pantai.
2. Korosi sumuran (pitting corrosion)
2. Korosi sumuran (pitting corrosion)
Adalah
korosi lokal yang secara secara selektif menyerang bagian permukaan logam yang
selaput pelindungnya tergores atau retak akibat perlakuan mekanik atau
mempunyai tonjolan akibat dislokasi atau mempunyai
komposisi heterogen dengan adanya inklusi, segregasi dan presipitasi.
3. Korosi arus liar (stray-current corrosion)
komposisi heterogen dengan adanya inklusi, segregasi dan presipitasi.
3. Korosi arus liar (stray-current corrosion)
Adalah
korosi yang disebabkan oleh adanya arus konvensional yang mengalir dalam arah
berlawanan dengan aliran elektron, besarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya
arus dari luar.
4. Korosi celah
Adalah
korosi yang terjadi karena sebagian permukaan logam terhalang dari lingkungan
dibanding bagian lain logam yang menghadapi elektrolit dalam volume yang besar.
5. Korosi logam tak sejenis (galvanik)
Adalah
korosi yang disebabkan adanya dua logam tak sejenis (dissimilar metals) yang
bergandengan (coupled) membentuk sebuah sel korosi basah sederhana.
6. Korosi erosi
6. Korosi erosi
Adalah
korosi yang disebabkan akibat gerak relatif antara elektrolit dan permukaan
logam. Korosi ini biasanya disebabkan karena terjadinya proses- proses
elektrokimia dan oleh efek-efek mekanik seperti abrasi dan gesekan.
7. Korosi intergranuler
Korosi ini terjadi bila
daerah batas butir terserang akibat adanya endapan di dalamnya, endapan
tersebut berasal dari bahan-bahan asing yang terdapat dalam struktur logam.
Bahan-bahan tersebut yaitu logam antara dan senyawa.
8. Korosi tegangan (stress corrosion)
8. Korosi tegangan (stress corrosion)
Logam yang mengalami
beban dinamis yang berulang-ulang lama kelamaan akan patah, patahnya logam ini
dapat dipercepat bila terdapatnya korosi pada logam tersebut.
9. Korosi batas butir
Adalah korosi yang
disebabkan oleh ketidaksesuaian struktur kristal pada batas butir yang memiliki
kedudukan atom-atom secara termodinamika yang kurang mantap dibandingkan
atom-atom pada kedudukan kisi sempurna.
10. Korosi pelepasan atau bobolan (breakaway corrosion)
Adalah korosi yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak nampak secara bersamaan. Faktor-faktor
tersebut yaitu temperatur, komposisi gas, tekanan gas, komposisi logam, bentuk
komponen dan finishing permukaan.
11. Korosi panas (hot corrosion)
Korosi panas yang
terjadi pada turbin gas disebabkan oleh kombinasi antara oksidasi dan
reaksi-reaksi dengan belerang, natrium, vanadium dan pengotor- pengotor lain
yang terdapat di udara dan bahan bakar.
4. Cara memperlambat korosi
1. Mengontrol atmosfer agar tetap lembap dan banyak oksigen
Hal ini bisa dilakukan, misalnya dengan membuat lingkungan
udara bebas dari oksigen dengan cara mengalirkan gas C02. .
2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara
2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara
Pencegahan cara ini dapat dilakukan dengan:
1) Mengecat, melapisi
dengan plastik, memberi minyak
2) Galvanisasi
(penyalutan), melapisi dengan zink (contohnya: atap seng)
Elektroplating, melapisi dengan logam nikel (veernikel), kromium (veerkrom), melapisi dengan timah (contohnya: kaleng biskuit), melapisi dengan timbal (pipa air minum).
Elektroplating, melapisi dengan logam nikel (veernikel), kromium (veerkrom), melapisi dengan timah (contohnya: kaleng biskuit), melapisi dengan timbal (pipa air minum).
3) Sherardizing,
mereaksikan dengan asam fosfat sehingga permukaan besi tertutup dengan fosfat
(Fe2(P04)3). Contohnya pada badan (body) mobil.
3. Perlindungan katodik
Pencegahan dengan cara ini dilakukan
dengan cara menhubungkan logam yang ingin dilindungi dari korosi dengan logam
yang mempunyai potensial elektrode sangat rendah (Mg) sebagai logam pelindung,
sehingga jika terjadi oksidasi, logam yang dilindungi akan segera menarik
elektron dari logam pelindung dan oksidasi akan berlangsung pada logam
pelindung tersebut.
4. Pada pembuatan logam diusahakan agar zat-zat yang dicampurkan tersebar secara homogen dalam logam tersebut.
5. Dengan mengorbankan anode untuk melindungi katode.
4. Pada pembuatan logam diusahakan agar zat-zat yang dicampurkan tersebar secara homogen dalam logam tersebut.
5. Dengan mengorbankan anode untuk melindungi katode.
Pencegahan dengan cara ini dilakukan
dengan cara menghubungkan logam yang ingin dilindungi dari korosi dengan logam
yang mempunyai potensial elektrode sangat rendah (Mg) sebagai logam pelindung
sehingga bila terjadi oksidasi logam yang dilindungi akan segera menarik elektron
dari logam pelindung dan oksidasi akan berlangsung pada logam pelindung
tersebut.
5.
Cara Pencegahan
Korosi
Korosi
atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang
mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa
korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh
serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O.
Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Dampak
dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah
keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi
lainnya.Siapa di antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya
tahu-tahu sudah keropos karena korosi. Pasti tidak ada. Karena itu,
sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu, sehingga bisa
diambil langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa
korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi
kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi
berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang
lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir
dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.
Ion
besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi
(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.
Dari
reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air.
Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila
dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat
oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit,
kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam
nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau
kasar halusnya permukaan).
5.1.
Pencegahan korosi didasarkan pada beberapa prinsip berikut :
a. Pengecatan
Fungsi
pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara. Cat yang
mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi.
Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh
cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan
biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
b. Dibalut plastik
Plastik
mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut
plastik untuk menghindari korosi.
c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)
Krom
memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi mengkilap.
Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan
perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya
dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil.
d. Pelapisan dengan timah (Tin plating )
Timah
termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi umumnya dilapisi
dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau
elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih
utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi
karena potensial elektrode besi lebih positif dari timah.
e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)
Seng
dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini karena
potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak
dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Sehingga seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi.
f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)
Perbaikan
pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan yang mahal
biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan
cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui
sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak karena
magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah berkarat).
g.
Mencegah kontak dengan oksigen
dan/atau air
Korosi
besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa
korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi
dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti
seg dan krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan
tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di
tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
h. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi
yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk
sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi
hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai
anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda,
terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman
terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk
perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam
magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.
i. Membuat alloy atau paduan logam yang
bersifat tahan karat, misalnya besi dicampur dengan logam Ni
dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
Logam Ferro
Logam
Ferro
Logam ferro adalah suatu logam paduan
yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu
logam paduan yang mempunyai sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka
dicampur dengan bermacam-macam logam lainnya. Logam ferro terdiri dari
komposisi kimia yang sederhana antara besi dengan karbon. Masuknya unsur kimia
ke dalam besi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Adapun jenis-jenis logam
ferro antara lain:
a.
Besi Tuang
Komposisinya yaitu campuran besi dan
karbon. Kadar karbon sekitar 4%, sifatnya rapuh tidak dapat ditempa, baik untuk
dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan. Digunakan untuk membuat
alas mesin, meja perata, badan ragum, bagian-bagian mesin bubut, blok silinder,
dan cincin torak.
b. Besi
Tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99%
besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak dapat dituang. Besi tempa
antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangkar, kait keran, dan
landasan kerja pelat.
c.
Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon,
kadar karbon 0,1%-0,3%, mempunyai sifat dapat ditempa dan liat. Digunakan untuk
membuat mur, sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam pembangunan.
d. Baja
Karbon Sedang
Komposisi campuran besi dan karbon,
kadar karbon 0,4%-0,6%. Sifat lebih kenyal daripada yang keras. Digunakan untuk
membuat benda kerja tempa berat, poros, dan rel baja.
e.
Baja Karbon Tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon,
kadar karbon 0,7%-1,5%. Sifat dapat ditempa, dapat disepuh keras, dan
dimudakan. Digunakan untuk membuat kikir, pahat, gergaji, tap, stempel, dan
alat mesin bubut.
f.
Baja Karbon Tinggi dengan Campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah
nikel atau kobalt, khrom, atau tungsten. Sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa
kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk
membuat mesin bubut dan alat-alat mesin.
Pengelompokan
Baja
1)
Baja Karbon
Baja karbon adalah paduan besi karbon di
mana unsure karbon sangat menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan
lainnya yang biasa terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya.
Sifat baja karbon biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur.
2)
Baja Paduan
Baja paduan adalah baja yang mengandung
sebuah unsur lain atau lebih dengan kadar yang berlebih daripada karbon
biasanya dalam baja karbon.
Menurut kadar unsur paduan, baja paduan
dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu baja paduan rendah dan baja paduan
tinggi. Baja rendah unsur paduannya di bawah 10% sedangkan baja paduan tinggi
di atas 10%.
3)
Baja Khusus
Baja khusus mempunyai unsur-unsur paduan
yang tinggi karena pemakaian-pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja than
karat, baja tahan panas, baja perkakas, baja listrik.
Unsur utama dari baja tahan karat adalah
Khrom sebagai unsure terpenting untuk memperoleh sifat tahan terhadap korosi.
Baja tahan karat ada tiga macam menurut strukturnya yaitu baja tahan karat
feritis, baja tahan karat martensitas dan austenitis.
Baja tahan panas, tahan terhadap korosi.
Baja ini harus tahan korosi pada suhu lingkungan lebih tinggi atau oksidasi.
Baja perkakas adalah baja yang dibuat
tidak berukuran besar tetapi memegang peranan dalam industri-industri.
Unsure-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat
tersebut dan kuat pada temperature tinggi.
Baja listrik banyak dipakai dalam bidang
elektronika.
Non Destrtructive Testing (NDT)
Non Destrtructive Testing (NDT)
Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi
terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau
discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita tes atau inspeksi. Pada
dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih
aman dan belum melewati damage tolerance. NDT dilakukan paling tidak
sebanyak dua kali. Pertama, selama dan diakhir proses fabrikasi,
untuk menentukan suatu komponen dapat diterima setelah melalui
tahap-tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu
komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka
waktu tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage
tolerance-nya. Metode utama Non Destructive Testing meliputi:
1. Magnetic Particle
2.
Liquid Penetrant Test
3.
Eddy Curent
4.
Radiography
5.
Ultrasonic
6.
Acoustic Emissior
Berhubung Bapak Dosen
hanya memberikan tugas berdasarkan digit terakhir dari NIM apakah ganjil atau
genap (NIM saya terakhir 1 berarti ganjil) maka saya hanya mengerjakan soal
yang berada dinomor ganjil (1,3 & 5).
1.
Magnetic Particle
Dengan menggunakan
metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface) suatu
komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi
bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan
kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanyacacat
pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya kebocoran medan
magnetadalah dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-partikel
tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet. Kelemahannya
metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu,
medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak
serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
2.
Eddy Current
Inspeksi ini
memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada kumparan
untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan
diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian menginduksi
adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan berinteraksi dengan medan magnet
pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat. Kelemahan dari metode ini
yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan yang dapat dijangkau. Selain itu
metode ini juga hanya diterapkan pada bahan logam saja.
Metode Edy current, untuk pemeriksaan material logam :
●Pemeriksaan komponen pesawat terbang
●Pemeriksaan heat exchanger
●Pemeriksaan metal tipis
●Pemeriksaan pembungkus beton
●Pengujian Tak Merusak (Non-Destructive)
*Pengukuran Tahanan Isolasi
*Pengukuran Faktor Daya Dielektrik
*Pengukuran Korona
3.
Ultrasonic
Prinsip yang digunakan
adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara yang dirambatkan pada
spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan
interpretasikan. Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki frekuensi 0.5 ±
20 MHz. Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak, atau delaminasi pada material.
Gelombang ultrasonic ini dibnagkitkan oleh tranducer dari bahan piezoelektri
yang dapat menubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik
kemudian menjadi energi listrik lagi.
Metoda ultrasonik, untuk pemeriksaan material steel dan beton
●Pemeriksaan las, forging, casting
dan fabrikasi
●Pemeriksaan beton,
homogenitas, strength beton, retak, tulangan dan
keropos
●Pemeriksaan komponen alat berat, mesin
presisi
●Pemeriksaan steel structure, civil
engineering
●Pemeriksaan pressure
vessel, nozzle.
Langganan:
Postingan (Atom)